Thursday, May 31, 2012

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN


A. Pendahuluan
       Pendekatan pada dasarnya adalah suatu alat yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yg telah diajukan dan harus disesuaikan dengan tujuan penelitian, waktu dan dana yang tersedia
       Contoh: Kita ingin melakukan penelitian untuk mencari (pengaruh iklan terhadap nilai penjualan barang tertentu. Untuk keperluan ini metode penelitian apakah yang dianggap paling cocok (bisa metode survey, ex post facto,  atau eksperimen
B. Beberapa Bentuk Design Experiment
       Pre-Experimental Design (Nondesigns) -  belum merupakan experimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat varibel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Hal ini terjadi karena tdk terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
1.   One Shot Case Study - polanya adalah: X    0, dimana: X = treatment (perlakuan) dan 0 = hasil observasi sesudah treatment.
                Contoh: Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (O)

 One Group Pretest-Posttest Design, polanya adalah: 01  x  02. Dalam desain ini dilakukan 2 kali observasi. 01 = pre-test dan 02 = post-test. Perbedaan antara 01 dan 02, yakni 02 - 01 diasumsikan merupakan efek dr  treatment dan eksperimen. Rumus yang digunakan adalah:
    1. Static group comparison, polanya
    Dgn desain sudah ada klp lain sebagai standar eksternal
    Pengaruh seragam terhadap prestasi penjualan adalah (O1 – O2)

      True eksperimental design (experimen sesungguhnya)  - peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mem-pengaruhi jalannya eksperimen. Dgn demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dpt menjadi tinggi (terdapat variabel kontrol dan sampel di-ambil secara random).
    1. Posttest-Only Control Design
    Dlm desing ini terdapat dua klp yg masing2 dipilih secara random (R). Klp 1 diberi perlakuan (X) disebut klp ekspe-rimen & kelompok lain tidak disebut klp kontrol. Pengaruh adanya perlakuan a/ (O1 : O2). Dlm penelitian sesungguh-nya pengaruh perlakuan dianalisis dgn uji beda pakai statistik T-test.

    2.   Pretest-Control Group Design




    • Dalam desing ini teruntuk men dapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan
    • Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
    3. Factorial Design
                 Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yg mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen)
    Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing2 diberi pretest. Kelompok u/ penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O4 à var. modertaornya Y1 &
    Contoh:
    •    Dilalukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pemasar-an tertentu terhadap nilai penjualan. U/ itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
    •  Treatment (metode pemasaran baru) dicobakan pada kelompok eksperiment I yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki2) dan kel. eksperiment ke II yang telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan).
    •   Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) ter-hadap nilai pen-jualan barang untuk kelompok laki2 = (O2 – O1) – (O4 – O5)
    •   Pengaruh perlakuan (metode pemasaran baru) ter-hadap nilai pen-jualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7)
    •   Bila terdapat perbedaan pengaruh metode pemasaran terhadap nilai penjualan antara kel.pria dan perempuan, maka penyebab utamanay adalah bukan karena treatment yg diberikan, ttp karena adanya variabel moderator (jenis kelamin)

    4. Quasi Experimental Design
           Desain ini pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan
           Design ini mempunyai kelompok Kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel2 luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen, walaupun demikian design ini lerbih baik dari pre experimental design.
    1. Time Series Design
    O1           O2                 O3          O4           X             O5          O6                 O7          O8
    •   Desain ini kelompok tidik dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan
    •   Bila hasil pretest selama 4 kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kel. tersebut keadaannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten.
    •   Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat di-ketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment
    •  Design penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
    •   Hasil pretest  yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4)

      Wednesday, May 30, 2012

      LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS part 4 of 4

      F. Hipotesis
                    Hipotesis adalah asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data/ fakta atau informasi yg diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan reliabel dgn menggunakan cara yang sudah ditentukan
                    Tiap pernyataan tentang sesuatu hal yg bersifat tentatif (sementara) yg belum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan /terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya

      1.   Fungsi Hipotesis
      Teori diciptakan u/ memahami dunia sekitar, namun teori jarang sekali secara langsung di uji kebenarannya dan yang diuji a/ hipotesis yang diturunkan dari teori. Dengan demikian fungsi hipotesis yang utama a/ membuka kemungkin-an untuk menguji kebenaran teori. Dengan kata lain hipotesis berfungsi:
                    Menguji kebenaran suatu teori
                    Memberi untuk mengembangkan suatu teori
                    Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari

      2.    Cara Merumuskan Hipotesis
      Merumuskan suatu hipotesis baik dan relevan bukan sesuatu yang mudah, sekalipun sudah ada kerangka teori yang jelas. Karena itu, hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi syarat antara lain:
                    Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu
                    Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris & tdk boleh mengandung unsur-unsur moral, sikap atau nilai-nilai
                    Hipotesis harus bersifat spesipik
                    Sedapat mungkin hipotesis harus dikaitkan dengan teknik penelitian yang ada untun mengetesnya. 

      3.     Jenis-jenis Hipotesis
          Menurut Abstraksinya
                    Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris
      Contoh: orang sul-sel adalah pelaut ulung
                    Hipotesis yg berkenaan dengan model ideal.
      Contoh: Tife introvert dan ekstrovert sangat membantu memahami manusia dlm hubungannya dgn dunia luar
                    Hipotesis yg mencari hubungan antara sejumlah variabel. Contoh: X à Y
          Menurut Bentuknya
      a.       Hipotesis nol – hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara satu variebl dgn variabel lainnya (H0). Hipotesis ini banyak digunakan o/ peneliti ilmu2 sosial
      b.       Hipotesis kerja/alternatif – hipotesis yg menyata-kan adanya hubungan antar variabel (H1 or Ha). or biasa juga disebut hipotesis yang dianggap benar, tetapi ke-benarannya masih harus dibuktikan.
      c.     Hipotesis statistik – hipotesis yang menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia or benda) dlm bentuk kuantitatif. Misal: kita duga pendapatan buruh pria Xp di sebuah perusahaan lebih banyak daripada buruh wanita Xw, maka perbedaan pen-dapatan rata-rata Xp - Xw
      Kita dpt mengajukan hipotesis bahwa pendapatan rata2 antara buruh pria & wanita berbeda sebagai  H: Xp ≠ Xw, Bila menggunakan hipotesis nol maka H0: Xp - Xw
      Bila kita mengajukan hipotesis bahwa pendapatan buruh pria > dari pendapatan buruh wanita, maka dapat dilambangkan sbb H: Xp > Xw dan hipotesis nolnya adalah H0: Xp ≤ Xw. Simbol ≤ berarti sama dengan atau kurang daripada.

      Hipotesis statistik juga digunakan untuk menyata-kan adanya hubungan antara variabel atau lebih dari dua variabel. Misal. Jumlah kendaraan (X) dengan tingkat kecelakaan (Y) àJika Y↑ akibat X↑ = ada korelasi (r) +. X dengan ketenteraman hidup (Z). Jika Z↓ akibat X↑, maka korelasinya negatif.
      Hipotesis statistik juga digunakan u/ menyatakan adanya hubungan antara variabel or lebih dr dua variabel. Misal-nya. Jlh kendaraan (X) dengan tingkat kecelakaan (Y) àJika Y↑ akibat X↑ = ada korelasi (r) positif.  Bila X = Jlh kendaraan dan  Z = ketenteraman hidup, maka jika Z↓ akibat X↑, maka korelasinya negatif.
       
      Tingkat korelasi dinyatakan dengan suatu angka (koefisien) yang berkisar antara – 1,00 sampai + 1,00
      Hubungan antara dua variabel dilambangkan sebagai H0 : rxy = 0 yang artinya hipotesis menyatakan tidak korelasi antara variabel X dan Y.
      Setiap korelasi yang berbeda dengan 0 jadi H : rxy ≠ 0 yg menunjukkan adanya korelasi yang dapat dihitung besarnya yang dapat bersifat (–) or (+).

      4.  Pengujian Hipotesis
      Hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, namun hal itu tdk mudah krn peneliti harus mendapatkan izin. Selain itu, kesediaan responden memberi jawaban yang benar dan jujur. Peneliti juga harus jujur dan tidak memanipulasi data serta hrs menjunjung tinggi moral penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran sampel. Misal. Peneliti ingin mengetahui sebab2 DO anak sekolah di suatu daerah. Berdasarkan hal tsb, kesimpulan yg ditarik berdasarkan: perhitungan, probabilitas (kemungkinan) adalah bahwa sebab utama DO a/ kemiskinan dan hal itu berlaku bagi keseluruhan populasi. Namun perlu dipahami bahwa tdk ada kepastian akan demikian halnya, tetap ada kemungkin-an terdapat perbedaan atau kesalahan walaupun kecil.

            Kesalahan dalam penelitian tdk dapat ditiadakan sama sekali, tetapi dapat diperkecil sesuai dengan ketentuan atau tingkat kepercayaan (tingkat signifikansi) yang diinginkan seperti: 0,10; 0,05;  0,01.
      Contoh: Misalkan kita ajukan hipotesis bahwa antara variabel X & Y terdapat korelasi (r) positif, jadi rxy > 0 atau dilambangkan sebagai H : rxy > 0. Dengan demikian hipotesis nol dilambangkan sebagai H0 : rxy ≤ 0, yang artinya korelasi antara X dan Y = 0 atau kurang dari 0. Bila tingkat signifi-kansi yang diinginkan 0,01 maka ditulis α = 0,01 

      Dalam menafsirkan hasil-hasil pengujian hipotesis terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
      1.    Semua hipotesis diterima dan didukung oleh hasil tes
      2.   Semua hipotesis ditolak karena tidak didukung oleh tes
      3.   Sebagian dari hipotesis didukung & sebagian ditolah setelah dites
      a.   Hasil 1- menimbulkan kesimpulan bahwa teori yang mendasari hipotesis itu benar
      b.   Hasil 2- akan memberi kesimpulan bahwa teori yg digunakan untuk merumuskan hipotesis tidak benar
      c.   Hasil 3- akan menimbulkan kesulitan dalam meng-ambil kesimpulan dan memang sangat kompleks untuk mengambil suatu kesimpulan

      Untuk memantapkan kesimpulan yg kita aambil perlu ditinjau secara kritis hal-hal yang berkenaan dengan:
      1.  Teori yg digunakan -- Teori harus diselidiki kekukuhan dan kelengkapan bahwa teori itu memuat segala faktor yang relevan, benar, rapi dan logis tersusun. Selain itu teori itu hendaknya menunjukkan dengan jelas gejala apa yang diakibatkan oleh faktor atau kondisi tertentu.
      2.    Sampling yang dijalankan – sampel harus betul-betul me-wakili populasi. Artinya sampel harus mampu & kompeten untuk memberikan keterangan yg dibutuhkan dan dapat dipercaya.
      3.   Cara-cara pengukuran yang dilakukan – valid dan reliabel. Mengukur berat suatu benda mudah karena harus dengan timbangan, tetapi mengukur persepsi bukan dgn timbangan.           
      4. Metode pengumpulan data yang digunakan:
      a.   Kuesioner (angket) – perumusan pertanyaan harus teliti agar tidak menimbulkan menafsiran ganda dan bahkan salah
      b.  Wawancara – perlu hati-hati karena ada kecenderungan orang yag diwawancara biasanya memberi jawaban yang hanya menyenangka sipewawancara – kurang reliabili-tasnya
      c.   Pengamatan (observasi) – seringkali pengamat dipenga-ruhi oleh apa yang ingin dilihatnya sehinggan menjadi bias dan subyektif.
      5.   \ Alat analisis yang digunakan (perhitungan statistik) – perlu diperhatikan metode yg paling sesuai serta taraf signifikansi yg akan digunakan.
      6.     Keterlibatan partisipan (imbalan, merasa ikut bertanggung-jawab, dipaksa dan acuh tak acuh

      LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS part 3 of 4


      D. Deskripsi Teori
      1.      Deskripsi teori dlm suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yg relevan dengan variabel yang diteliti.
      2.      Berapa jlh kelompok teori yang perlu dideskripsikan, tergantung pd luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jlh variabel yang diteliti. Artinya bila suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu variabel dependen, maka teori yang perlu dides-kripsikan ada empat.
      3.      Sumber bacaan yg baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: relevansi, kelengkapan, dan kemutakhiran kecuali penelitian sejarah.
      4.      Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sbb:

      1. Tetapkan nama variabel yg diteliti & jlh variabelnya.
      2. Cari sumber2 bacaan yg sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti
      3. Lihat daftar isi setiap buku dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti
      4. Cari definisi setiap variabel yg akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dgn sumber lainnya dan pilih definis yg paling sesuai dgn penelitian yg akan dilakukan
      5. Baca seluruh topik buku yang sesuai dengan variabel yg akan diteliti, lakukan analisa, renungkan & buatlah rumus dgn bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
      6. Deskripsikan teori2 yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dlm bentuk tulisan dgn bahasa sendiri dan sumbernya harus dicantumkan.

      E. Kerangka Pikir
      Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori ber-hubungan dgn berbagai faktor yg telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
      Kerangka pikir yg baik akan menjelaskan secara teoritis per-tautan antar variabel yang akan diteliti. Artinya secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen denan dependen. Jika dlm penelitian tersebut ada variabel moderator dan atau intervening, maka juga perlu dijelaskan, terutama mengapa variabel2 tersebut ikut dilibatkan dalam penelitian.
      Kerangka pikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yg disusun dr berbagai teori yg telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Dan sintesa hubungan variabel tsb digunakan untuk merumuskan hipotesis. 
       
      Uma Sekaran (1992) kerangka pikir yang baik memuat hal-hal sbb:
      1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan
      2. Harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasarinya.
      3. Menunjukkan dan menjelaskan hubungan positif atau negatif berbentuk simetris, kausal atau interaktif
      4. Perlu dinyatakan dlm bentuk diagram, sehingga pihak lain dpt memahami apa yg kita maksud-kan dalam penelitian tersebut




      Monday, May 28, 2012

      LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS part 2 of 4

      B. Tingkatan dan Fokus Teori
      Numan (2003) Divided into three levels of theory, namely:  micro, meso, & macro. Macro level theory: small slices of time, space, or a number of people. The concept are usually nor very abstract. Meso level theory: attempts to link macro and micro levels or to operate at an intermediate level. Macro level theory: concerns the operation of large aggregates such as social institutions, entire culture systems, and whole societies. It uses more concepts that are abstract (Tingkatan teori terbagi menjadi tiga , yaitu: mikro, meso dan makro. Tkt makro teori: irisan kecil waktu, ruang or sejumlah orang. Konsep ini biasanya juga sangat abstrak. Tingkat Meso teori: mencoba untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro or untuk beroperasi pada tingkat menengah. Tingkat makro teori: keprihatinan pengoperasian agregat besar seperti institusi sosial, sistem budaya seluruh, dan seluruh masyarakat. Ini menggunakan konsep yang lebih yang abstrak).

           The focus of the theory can be divided into three, namely:
            Substantif theory is developed for a specific area of social concern, such as deliquent gangs, strikes, diforce, or ras relation (Teori substantif dikembangkan untuk wilayah tertentu dari kepedulian sosial, seperti geng deliquent, pemogokan, diforce, atau hubungan ras)
            Formal theory is developed for a broad conceptual area in general theory, such as deviace; socialization, or power (Teori formal di-kembangkan untuk area konseptual luas dlm teori umum, seperti deviace, sosialisasi, atau kekuasaan)
            Midle range theory are slightly more abstract than empirical generalization or specific hypotheses. Midle range theories can be formal or subtantive. Midle range theory is princippally use in sociology to guide empirical inquiry (Midle range theory sedikit lebih abstrak dari generalisasi empiris or hipotesis tertentu. Ber-bagai teori Tengah dapat formal atau subtantive. Berbagai teori Tengah adalah princippally digunakan dalam sosiologi untuk me-mandu penyelidikan empiris)

      C. Kegunaan Teori dalam Penelitian
           Cooper & Schindler (2003) kenjelaskan bahwa kegunaan teori adalah:
      1. Theory norrows the range of fact we need to study (Teori norrows kisaran kenyataan kita perlu mempelajari)
      2. Theory suggest which research approachesare likely to yield the greatesmearning (Teori menyarankan mana penelitian approachesare kemungkinan untuk menghasilkan greatesmearning yang)
      3. Theory suggest a system for the research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way (Teori menunjukkan suatu sistem untuk penelitian untuk memaksakan data untuk mengklasifikasikan mereka dengan cara yang paling bermakna)
      4. Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformmities that lie beyond immediate observation (Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan uniformmities yang berada di luar pengamatan langsung)
      5. Theory can be used to predict further fact that should be found (Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut yang harus ditemukan)
           Wiliam Wiersma (1986) basically, theory helps provide a frame work by serving as the point of departure for pursuit of a research problems. The theory identifies the crucial factors. It provides a guide for systematizing and interrelating the various facets of research/ How ever, besider providing the systematic view of the factors under study, the theory also may very well identify gaps, weak points, and inconsistencies that indicate the need for additional research. Also, the development of theory may light the way for continued research on the phenomena under study. Another function of theory is provide one or more generalization that can be test and used in practical applications and further research”.
            Wiliam Wiersma (1986) pada dasarnya, teori membantu menyediakan kerangka kerja dengan menjabat sebagai titik tolak u/ mengejar suatu masalah penelitian. Teori ini meng-identifikasi faktor-faktor penting. Ini memberikan panduan bagi sistematisasi dan interrelating berbagai segi penelitian / Bagaimana pernah, besider memberikan pandangan sistematis dari faktor-faktor yang diteliti, teori juga mungkin sangat baik mengidentifikasi kesenjangan, titik-titik lemah, dan inkonsistensi yg menunjukkan perlunya penelitian tambahan. Selain itu, perkembangan teori dapat menerangi jalan untuk penelitian lanjutan pada fenomena yang diteliti. Fungsi lain dari teori adalah menyediakan satu atau lebih generalisasi yang dapat menguji dan digunakan dalam aplikasi praktis dan penelitian lebih lanjut .
            Gawin (N. S. Sukmadinata, 2005) menyata-kan bahwa fungsi teori a/ “……..the theory help the researcher to analyze data to make shorthand summarization or synopsis of data and relations, and suggest new things to try out” ("... ... .. teori ini membantu peneliti untuk menganalisis data u/ membuat summarization singkatan atau sinopsis data dan hubungan, dan menyarankan hal-hal baru untuk menco)

      Ciri-ciri teori yang baik menurut Mouly adalah:
      1. A theoritical system must permit deduction which be tested emperically (Suatu sistem teori harus memungkinkan deduksi yang akan diuji emperically)
      2. A theory mus be compatible both with observation and with previously validated theory (Sebuah teori mus akan kompatibel baik dengan observasi dan dengan teori sebelumnya divalidasi)
      3. Theories must be stated in simple terms, that theory is best which explains the most in the simplest form (Teori harus dinyatakan dalam istilah yang sederhana, teori yang terbaik yang menjelaskan paling dalam bentuk yang paling sederhana)
      4. Scientofic theories must be based on empirical facts and relatioship (Teori-teori ilmiah harus didasarkan pada fakta empiris dan relatioship)
      Dalam kaitan dengan kegiatan penelitian, fungsi teori adalah:
      1. Digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti
      2. Pediksi dan pemandu untuk menemukan fakta – untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan penyataan yang bersifat prediktif
      3. Digunakan untuk membahas hasil penelitian, dan selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dalam upaya pemecahan masalah 

      Friday, May 25, 2012

      Pembiayaan Utang Internasional part 1 of 4


                  Instrumen utama dalam pembiayaan utang internasional yang mencakup pinjaman sindikasi, euronote, dan obligasi internasional.
      A. Pasar Modal
         Pinjaman Sindikasi
        Faktor kunci yang mendorong deposan dan debitur pasar pinjaman sindikasi Eurocurrency adalah rendahnya perbedaan suku bunga kredir dan deposito (interest rate spread) di pasar ini. Perbedaan antara suku bunga pinjaman dan deposito sering kurang dari 1%. Rendahnya spread ini diakibatkan oleh beberapa alasan.
      Pertama, pasar Eurodollar adalah pasar perdagangan besar (wholesales market), dimana jumlah deposito dan pinjaman minimum $500000.
      Kedua, peminjam (debitur) biasanya adalah perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah yang “berhak” memperoleh  suku bunga rendah karena kredibilitas dan ukuran transaksinya yang besar.
      Ketiga, biaya overhead dalam operasi Eurodollar oleh bank-bank partisipan biasanya rendah.
      Keempat, lebih tingginya suku bunga deposito di pasar Eurodollar disbanding pasar domestic lain kareba bank dalam pasar Eurodollar tidak dikenai keharusan mengikuti cadangan wajib (reserve requirements) atau kewajiban mematuhi kebijakan moneter suatu negara.
      Ada dua jenis kredir Eurodolar, yaitu:
      1. Eurodollar line of credit
      2. Eurodollar revolving 



      reference: study from college

      Thursday, May 24, 2012

      Neraca Pembayaran / Balance of Payment


      Neraca Pembayaran (Bop)
          Ada 2 Komponen  Bop
       1.Neraca Berjalan ( Current Account)
       2.Neraca Modal  ( Capital Account )

      Neraca Berjalan Terdiri Dari 2 Komponen  Neraca Perdagangan
      1.      ( Balance Of Trade) Dan Neraca Jasa
      2.      ( Factor Income ) 

      Neraca Perdagangan(Bot)
      1.      Merupakan  Selisih Dari Ekspor Dan Impor Barang Dan Jasa.
      2.      Eksim  Barang Atau Produk Berwujud
      3.      Seperti Komputer Dan Pakaian Yg Dipindahkan Antar Negara.
      4.      Eksim Jasa Seperti Jasa Hukum ,Asuransi,Konsultasi Yg Disediakan Untuk Pelanggan Di Negara Lain. 

      Neraca Jasa(Factor Income )
      Pendapatan Dari Pembayaran Bunga Dan Dividen Yang Diterima Investor Dari Investasi Asing Dalam Bentuk Asset Keuangan   ( Sekuritas ) .

      Wednesday, May 23, 2012

      Alur Mekanisme PEB


      1. Eksportir/PPJK menyampaikan PEB disertai dokumen pelengkap pabean ke Kantor Pabean di pelabuhan muat ekspor.
      2.  Pengecekan dokumen meliputi:
                  Ada atau tidak blokir eksportir/PPJK
                  Dokumen pelengkap pabean
                  Kesesuaian PEB dengan dokumen pelengkap, bukti bayar PNBP, bukti bayar Bea Keluar (dalam hal terkena Bea Keluar)
      -   Jika lengkap dan sesuai dilanjutkan pengecekan pemenuhan persyaratan (lartas)
      - Jika tidak lengkap dan tidak sesuai diterbitkan Nota Pemberiathuan Penolakan (NPP)
      3. Penelitian dokumen selesai dilanjutkan dengan pengecekan pemenuhan persyaratan larangan dan/atau pembatasan :
      -      Jika sudah dipenuhi diterbitkan NPE
      -          Jika belum dipenuhi diterbitkan Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen (NPPD)
      4. Penelitian dokumen dan ketentuan lartas selesai dilanjutkan dengan pengecekan perlu/tidak dilakukan pemeriksaan fisik:
      -   Jika tidak dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan NPE
      - Jika dilakukan pemeriksaan fisik diterbitkan Pemberitahuan Pemeriksaan Barang (PPB)
      5. Pemeriksaan fisik barang ekspor:
      -   Jika sesuai diterbitkan NPE
      -  Jika tidak sesuai, barang disegel dan diteliti lebih lanjut oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor (PPDE.





      Pemberitahuan Ekspor Barang


      DJBC adalah singkatan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu nama dari sebuah instansi pemerintah yang melayani masyarakat dalam hal kepabeanan dan cukai.

                  Cukai adalah pungutan oleh negara secara tidak langsung kepada konsumen yang menikmati/ menggunakan obyek cukai (Mis. rokok)

                  Pabean adalah kegiatan yang menyangkut pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Ada juga bea keluar untuk ekspor, khususnya untuk barang / komoditi tertentu.

                  Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) adalah dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software PEB secara online.

                  PEB diajukan untuk memperoleh Persetujuan Ekspor (PE). Kemudian PE digunakan sebagai surat jalan untuk memasukkan barang ekspor ke kawasan pabean yang dipersiapkan untuk ekspor.

                  Pada dasarnya dokumen ini wajib dibuat oleh eksportir tapi dalam prakteknya banyak eksportir yang menyerahkan pembuatan PEB kepada Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK).

                  PEB disampaikan paling cepat 7 hari sebelum tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor masuk Kawasan Pabean.

      Dokumen Pelengkap untuk mendapat PEB :
       1. Invoice dan Packing List
      2. Bukti Bayar PNBP (atau Pungutan daerah)
      3. Bukti Bayar Bea Keluar (dalam hal barang ekspor dikenai Bea Keluar)
      4. Dokumen dari instansi teknis terkait (dalam hal barang ekspor terkena ketentuan larangan dan/atau pembatasan)


      TEORI KEPEMIMPINAN


      Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.
      Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

      Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
      Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
      Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
       
      Kecerdasan
      Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya. 

      Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
      Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

      Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
      Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

      Sikap Hubungan Kemanusiaan
      Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya.



      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
      Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

              Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
                Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

      Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil,

       Teori Kewibawaan Pemimpin
      Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

      Teori Kepemimpinan Situasi
      Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

      Teori Kelompok
      Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya. 

                   Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

      reference: study from college

      Search This Blog