Saturday, April 21, 2012

ANALISIS OBLIGASI part 1


Harga Bond on The Run
 Harga obligasi dinyatakan dalam persentase nilai prinsipalnya. Prinsial obligasi sering disebut face value, par value, redemption value, maturity value, atau ticket value. Pada saat diterbitkan (bond on the run), harga obligasi cenderung dijual sama dengan nilai prinsipalnya. Jadi harga bond on the run sama dengan 100. Artinya 100% dari nilai prinsipalnya. Apabila nilai prinsipalnya obligasi 100 juta rupiah, maka untuk mendapatkannya, investor harus membayar sebesar 100 juta rupiah. 

Aliran Kas Obligasi
Setelah membayar 100 (juta rupiah) investor akan menerima kupon yang besarnya tetap secara periodik, misalnya setiap tahun, hingaa waktu jatuh tempo. Misalnya , waktu jatuh tempoh obligasi adalah 10 tahun. Pada waktu jatuh tempoh, selain menerima kupon, investor juga menerima nilai prinsipalnya kembali yaitu 100 juta rupiah. Misalnya suku bunga kupon (coupon rate atau nominal yield) adalah 10% per tahun. Setiap tahun, investor menerima kupon sebesar 10 juta rupiah selama 10 tahun. Dalam hal ini, kupon dibayarkan setiap tahun. Pada tahun ke10, investor menerima kupon sebesar 10 juta rupiah dan prinsipalnya yaitu sebesar 100 juta rupiah. Aliran kas pada tahun ke10 adalah 110 juta rupiah.

Imbal Hasil Obligasi
Apabila investor memegang obligasi tersebut hingga waktu jatuh tempo, meskipun suku bunga pasar turun 5%, maka ia tetap menerima kupon sebesar 10% dari prinsipalnya. Sebaliknya apabila suku bunga pasar naik hingga 15% , maka investor tetap menerima kupon sebesar 10% dari prinsipalnya. Oleh karena itu obligasi disebut instrument pendapatan tetap (fixed income securities/instrument). konsep yield to maturity sebesar 10% mengasumsikan bahwa investor menghadapi suku bunga sebesar 10% hingga jatuh tempo.
yield to maturity sebesar 10% mempunyai implikasi bahwa kupon yang diterima investor diinvestasikan pada suku bunga 10% hingga periode jatuh tempo. Jasil investasi dari kupon yang diterima secara periodik disebut interest on interest. Nilai interest on interest ini menjadi relatif besar untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo yang panjang. Misalnya untuk kasus obligasi dengan suku bunga kupon sebesar 10%, maka kupon diterima setiap tahun hingga waktu jatuh tempo 30 tahun. Pada tahun ke-29,  akumulasi perolehan interest on interest melebihi nilai prinsipalnya.



Ilustrasi Hasil Akhir Investasi Obligasi
Investor membeli bond on the run A yang dijua at par atau sama dengan nilai prinsipalnya. Suku bunga kupon obligasi A adalah 10%. Kupon dibayarkan setiap tahun. Waktu jatuh tempoh obligasi tersebut adalah 2 tahun. Principal obligasi adalah 100. Berapa hasil akhir investasi obligasi tersebut ?
Hasil akhir investasi obligasi tersebut adalah 121, bukan 120. Hasil interest on interest  adalah 1. Sekali lagi, hasil interest on interest   menjadi signifikan untuk obligasi dengan waktu jatuh tempo menjadi panjang.
Harga Obligasi Tidak Harus 100
Skenario sebelumnya menunjukkan bahwa untuk bond on the run, YTM sama dengan suku bunga kupon (coupon rate). Agar harga obligasi sama dengan 100% dari prinsipalnya, maka suku bunga kupon harus sama dengan YTM yang diminta pasar.
Papabila penerbit obligasi menetapkan suku bunga kupon lebih kecil dari YTM pasar, maka obligasi harus dijual lebih rendah dari 100% nilai prinsipalnya (dengan diskon)  misalnya 98% dari prinsipalnya. Apabila nilai principal obligasi adalah 100 juta rupiah, maka obligasi dengan harga 98 ditransaksikan dengan nilai 98 juta rupiah. Sebaliknya apabila suku bunga kupon lebih besar dari YTM yang diminta investor, maka harga obligasi akan lebih besar dari nilai prinsipalnya, misalnya 102% dari nilai prinsipalnya (dengan premium).
Obligasi dengan harga rendah (diskon) mempunyai imbal hasil yang relative tinggi (dibanding suku bunga kuponnya). Sebaliknya, obligasi dengan premium mempunyai imbal hasil relative rendah. Jadi harga obligasi memengaruhi imbal hasilnya. Yield of maturity memperhitungkan harga obligasi. Ukuran imbal hasil lainnya adalah current yield (interest yield). Current yield adalah suku bunga kupon yang dibagi dengan harga obligasi. Misalnya obligasi dengan face value 100, suku bunga kupon 10% dan harga 90, mempunyai current yield sebesar 11% (10/90). Sekali lagi, imbal hasil obligasi bukanlah suku bunga kuponnya.






Search This Blog