KONSEP DEPRESIASI
Depresiasi adalah Proses pengallokasian harga perolehan aktiva
tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan
cara yang rasional dan sistematis.
Jadi Depresiasi adalah proses pengallokasian harga
Perolehan bukan proses penilaian Aktiva.
Perubahan harga Aktiva tetap yang terjadi dipasar, tidak perlu dicatat dipembukuan perusahaan,karena aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan,bukan untuk dijual kembali.
Oleh karena itu, nilai buku aktiva (harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi), bisa sangat berbeda dengan harga pasar aktiva yang bersangkutan.
Jadi pengakuan atas depresiasi aktiva tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk mengganti aktiva lama dengan aktiva yang baru,saldo rekening akumulasi depresiasi menggambarkan jumlah depresiasi yang telah dibebankan sebagai biaya, bukan menggambarkan dana yang telah dihimpun
METODE DEPRESIASI
Menggunakan 4 (empat) metode :
1.Metode garis lurus
2.Metode saldo menurun ganda
3.Metode jumlah angka-angka tahun
4.Metode satuan kegiatan/hasil.
Depresiasi didasarkan tiga faktor
1.Harga perolehan
2.Nilai residu/nilai sisa
3.Masa manfaat.
Nilai residu yaitu taksiran nilai tunai aktiva pada akhir masa
Manfaat aktiva tersebut.
Masa manfaat atau umur aktiva adalah jangka waktu pema-
kaian Aktiva yang diharapkan oleh perusahaan.
Masa manfaat dapat juga dinyatakan dalam jlh
satuan hasil yang diharapkan dari suatu aktiva.
Catatan :
Yang perlu diingat bahwa manajemen dapat memilih satu atau lebih metode yang dianggap paling sesuai. Dan bila sudah menetapkan satu metode, harus ditetapkan secara konsisten, sepanjang masa penggunaan aktiva yang bersangkutan,sehingga laporan keuangan dari periode keperiode dapat diperbandingkan.
1.Metode Garis Lurus.
Beban depresiasi periodik sepanjang masa pemakaian
aktiva adalah sama besarnya.
Mis: PT.Mulia tgl 1 Januari 2005 membeli sebuah truck sbb:
Harga perolehan truck Rp 100.000.000,-
Taksiran nilai residu Rp 5.000.000,-
Taksiran masa manfaat 5 tahun
Taksiran satuan hasil 100.000 km.
Rumus : Harga perolehan : Masa - = Biaya depresiasi
depresiasi manfaat
Rp 95.000.000 5 Tahun Rp 19.000.000
Thn Depresiasi Akumulasi depresiasi Nilai Buku
0 - - Rp100.000.000
1 Rp 19.000.000 Rp 19.000.000 Rp 81.000.000
2 Rp 19.000.000 Rp 38.000.000 Rp 62.000.000
3 Rp 19.000.000 Rp 57.000.000 Rp 43.000.000
4 Rp 19.000.000 Rp 76.000.000 Rp 24.000.000
5 Rp 19.000.000 Rp 95.000.000 Rp 5.000.000
Bisa juga depresiasi dinyatakan dalam bentuk tarif depresiasi pertahun. Jadi 100 % : 5 thn = 20% Tarif Dep. Pertahun.
Thn Hrg Perolehan x Tarif = Biaya Depr. Ak.Depr. Nilai buku
Depr.
___ ____________ ____ _________ _______ _____________
0 Rp 100.000.000
1 Rp 95.000.000 x 20% = Rp19.000.000 Rp19.000.000 Rp 81.000.000
2 Rp 95.000.000 x 20% = Rp 19.000.000 Rp 38.000.000 Rp 62.000,000
3 Rp 95.000.000 x 20% = Rp 19.000.000 Rp 57.000.000 Rp 43.000.000
4 Rp 95.000.000 x 20% = Rp 19.000.000 Rp 76.000.000 Rp 24.000.000
5 Rp 95.000.000 x 20% = Rp 19.000.000 Rp 95.000.000 Rp 5.000.000
2. Metode saldo menurun ganda
Metode ini dimana biaya depresiasi dari tahun ke tahun se-
makin menurun.
Rumus : Nilai buku pada : Tarif = Biaya Depresiasi
Awal tahun Depresiasi
_____________ _________ ______________
Rp100.000.000 40% Rp 40.000.000
Catatan: 100 % : 5 tahun = 20 % x 2 = 40%
Tabel Depresiasi
Metode saldo menurun ganda
Th Perhitungan Depresiasi Ak.Depresiasi Nilai buku
0 Rp100.000.000
1 40% x 100.000.000 40.000.000 40.000.000 Rp 60.000.000
2 40% x 60.000.000 24.000.000 64.000.000 Rp 36.000.000
3 40% x 36.000.000 14.400.000 78.400.000 Rp 21.600.000
4 40% x 21.600.000 8.640.000 87.040.000 Rp 12.960.000
5 40% x 12.960.000 5.184.000 92.224.000 Rp 7.776.000
3. Metode Jumlah angka-angka tahun
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Rumus:
Harga perolehan : Pecahan = Biaya depresiasi
Didepresiasi/awal thn angka tahun
Rp 95.000.000 5/15 = Rp 31.666.666,7
Th Pecah an Hrg pokok- Depresiasi Akumulasi Nilai buku
Nilai sisa depresiasi
0 100.000.000
1 5/15 x 95.000.000 31.666.666,7 31.666.666,7 68.333.333,3
2 4/15 x 95.000.000 25.333.333,3 57.000.000 43.000.000
3 3/15 x 95.000.000 19.000.000 76.000.000 24.000.000
4 2/15 x 95.000.000 12.666.666,7 88.666.666,7 11.333.333,3
5 1/15 x 95.000.000 6.333.333,3 95.000.000 5.000.000
4. Metode satuan kegiatan/hasil
Dalam metode ini, masa pemakaian aktiva tidak dinyatakan
dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan (unit)
yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan.
Metode satuan hasil/kegiatan tidak sepopuler metode garis
lurus. Hal ini disebabkan adanya kesulitan dalam menaksir
jumlah hasil atau jumlah kegiatan yang mendekati kenyataan.
Misalkan :
PT.Mulia yang membeli Truck diperkirakan akan dapat di –
gunakan sejauh 100.000 km, dan pada tahun pertama Truck
digunakan sejauh 20.000 km.
Rumus :
Harga perolehan : Jlh satuan = Biaya depresiasi
Depresiasi kegiatan per satuan
Rp 95.000.000 100.000 km Rp 950.
Biaya depresiasi x Jlh kegiatan = Biaya depresiasi
Persatuan tahun ini
Rp 950 20.000 km Rp 19.000.000
Th Satuan x Depresiasi = Biaya depresiasi Ak.Depresiasi Nilai buku
Kegiatan persatuan pertahun
0 Rp 100.000.000,-
1 20.000 x Rp 950 = Rp 19.000.000 Rp 19.000.000 Rp 81.000.000,-
2 40.000 x Rp 950 = Rp 38.000.000 Rp 57.000.000 Rp 43.000.000,-
3 25.000 x Rp 950 = Rp 23.750.000 Rp 80.750.000 Rp 19.250.000,-
4 7.500 x Rp 950 = Rp 7.125.000 Rp 87.875.000 Rp 12.125.000,-
5 7.500 x Rp 950 = Rp 7.125.000 Rp 95.000.000 Rp 5.000.000,-
Metode ini cocok untuk diterapkan apabila hasil atau kegiatan sangat bervariasi dari periode ke periode seperti misalnya pada perusahaan industri, minyak dan - gas bumi.
PT. MELATI
PERBANDINGAN ANTAR METODE DEPRESIASI
(dalam ribuan rupiah)
Th Garis lurus Saldo menurun Angka-angka tahun satuan hasil
__ ____________ _______________ ____________________ ____________
1 Rp 19.000 Rp 40.000 Rp 31.666,7 Rp 19.000
2 Rp 19.000 Rp 24.000 Rp 25.333,3 Rp 38.000
3 Rp 19.000 Rp 14.400 Rp 19.000 Rp 23.750
4 Rp 19.000 Rp 8.640 Rp 12.666,7 Rp 7.125
5 Rp 19.000 Rp 7.960 Rp 6.333,3 Rp 7.125
Rp 95.000 Rp95.000 Rp 95.000 Rp 95.000
======== ======= ========= ========