Studi Organisasi
Dari beberapa definisi atau pembatasan mengenai organisasi ini, dapat dikemukakan sebagai berikut :
· Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk
mencapai tujuan tertentu. Wexlwy and Yulk (dalam Kasim, 1993 : 1).
· Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah
para pemimpinnya dan yang tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi
mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantara mereka
praktek-praktek dari fungsi tersebut yang siap melayani untuk praktek
mereka (Max Weber, dalam Miftah Thoha, 1988).
· Organisasi dapat didefinisikan sebagai struktur hubungan kekuasaan dan
kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi (Dwight Waldo,
dalam Thoha, 1988).
· Organisasi adalah suatu sistem dari aktivita-aktivita orang yang
terkoordinasikan secara sadar, atau kekuatan-kekuatan yang terdiri dari
dua orang atau lebih (Chester Barnard, dalam Thoha, 1992).
· Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-ciri khusus : secara sadar
dibentuk pada suatu waktu tertentu, para pendirinya mencanangkan
tujuan yang biasanya digunakan sebagai simbol legitimasi, hubungan
antara anggotanya dan sumber kekuasaan formal ditentukan secara relatif
jelas walaupun seringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubah
oleh para anggota-anggotanya yang membutuhkan koordinasi atau
pengawasan (Silverman, dalam Thoha, 1988).
· Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins).
· Organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang
saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota
organisasi memilikifungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai
suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas
yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya
(Hary Lubis dan Martani Huseini, 1987 : 1)
· Organisasi merupakan suatu alat untuk pencapaian tujuan dari orang orang
yang berada diluar organisasi tersebut, sebagai suatu alat untuk
pencapaian tujuan. Untuk itu organisasi harus dibuat rasional dalam arti
kata harus disusun dan beroperasi berdasarkan ketentuan-ketentuan
formal dan perhitungan-perhitungan efisiensi (Azhar Kasim, 1989 : 1).
· Pengertian organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins, 2001;
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi
sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam
suatu wadah kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan.
Pengertian yang dapat dipetik dari definisi tersebut diatas adalah kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain.
2.2 Organisasi sebagai suatu system
Sistem adalah elemen atau unsure yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling membutuhkan, saling ketergantungan, saling bekerja sama, dan saling keterkaitan agar tujuan organisasi dapat tercapai.
Adapun unsure elemen itu, diantaranya:
· Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh organisasi untuk dapat terjadinya ouput. Contoh : Sumber daya (man, money, method, material, machine) ; infrastruktur (bangunan-bangunan). Input juga menyangkut kualitas dan kuantitas yang jelas.
· Proses adalah bagaimana mengelola dan mengatur input sebagai fungsi objek manajemen melalui planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), dan controlling (pengawasan) sehingga menghasilkan output yang bagus.
· Output adalah implementasi (hasil) daripada proses
Contoh : acara terlaksana dengan baik, peserta puas.
Contoh : acara terlaksana dengan baik, peserta puas.
2.3 Model Organisasi
2.3.1 Perilaku Organisasi
Teori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior) pada hakekatnya mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri (akar ilmu psikologi), yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung oleh dua komponen pokok, yakni individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut.
Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek- aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Aspek pertama meliputi pengaruh organisasi terhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh manusia terhadap organisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusanKelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasi di dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak.
Kesemuanya ini memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia itu kepada upaya-upaya pencapaian tujuan. Perilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Oleh karena itu sebagaimana telah disinggung diatas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsure komponen dalam ilmu perilaku organisasi diantaranya seperti motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah.
2.3.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan definisi tentang organisasi tersebut diatas mengajui adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggotanya secara formal. Melalui struktur organisasi.
Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa melapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi biasanya berbentuk bagan yang menunjukkan hierarki jabatan dari kekuasaan maupun kewenangan, bidang yang menunjukkan hierarki jabatan dari kekuasaan maupun kewenangan, bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya serta akses sumber dayanya.
Struktur organisasi memiliki tiga komponen: Kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas, mempertimbangkan tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk didalamnya tingkat spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam hierarki organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara geografis. Formalisasi adalah tingkat sejauh mana sebuah organisasi menyandarkan dirinya kepada peraturan dan prosedur untuk mengatur perilaku karyawannya. Sentralisasi mempertimbangkan dimana letak dari pusat pengambilan keputusan. Pada kasus lainnya, pengambilan keputusan bisa didesentralisasikan. Dengan demikian organisasi cenderung untuk disentralisasikan maupun cenderung didesentralisasikan, namun menetapkan letak organisasi dalam rangkaian keputusan tersebut, merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan apa jenis struktur yang ada. Struktur organisasi dapat berbentuk lini (garis), lini dan staf maupun matriks.
Untuk dapat bekerja secara efektif dalam organisasi, para manajer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang struktur organisasi.
struktur organisasi merupakan pola formal kegiatan dan hubungan diantara berbagai subunit dalam organisasi. Dalam hal ini model kita mencakup dua aspek penting dari struktur organisasi: desain pekerjaan dan desain organisasi.
Desain pekerjaan mengacu pada proses yang digunakan para manajer merinci isi, metode, dan hubungan setiap pekerjaan untuk memenuhi tuntutan organisasi dan individu.
Desain organisasi menunjukkan keseluruhan struktur organisasi.
2.3.3 Proses Organisasi
Proses perilaku tertentu memberi jiwa bagi struktur organisasi. Jika proses ini tidak berfungsi dengan baik, masalah yang tidak diharapkan akan timbul. Empat proses keperilakuan yang menyumbang pada prestasi organisasi yang efektif : komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi, serta sosialisasi dan karier.
Proses Komunikasi (Communication Process). Kelangsungan hidup organisasi berkaitan dengan kemampuan manajemen untuk menerima, menyampaikan, dan melaksanakan komunikasi. Proses komunikasi menghubungkan organisasi dengan lingkungannya termasuk bagian-bagiannya.
Proses Pengembalian Keputusan (Decision Making Process). Masalah pengambilan keputusan dalam suatu organisasi tergantung pada tujuan yang tepat dan pengindentifikasian sarana untuk mencapai tujuan itu. Dengan pengintegrasian faktor-faktor perilaku dan struktur secara baik, manajemen dapat meningkatkan kemungkinan membuat keputusan yang berkualitas tinggi.
Proses Evaluasi Prestasi (Performance Evaluation Process). Para manajer harus mengevaluasi prestasi individu dan kelompok di dalam organisasi itu.
Proses Sosialisasi dan Karier (Socialization and Career Process). Individu memasuki organisasi untuk bekerja dan merintis tujuan karier pribadi mereka. Organisasi mempekerjakan individu-individu untuk melaksanakan pekerjaan tertentu – yaitu pekerjaan menurut struktur organisasi itu. Jadi kepentingan individu dan organisasi serta tujuannya harus disesuaikan jika keduanya ingin efektif. Proses penyadaran individu akan harapan organisasi disebut sosialisasiz
2.4 Lingkungan organisasi
Lingkungan organisasi adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi kelangsungan, ekstensi, keberadaan, dan lainnya yang menyangkut organisasi baik dari dalam maupun dari luar.
Ada dua macam lingkungan dalam organisasi, diantaranya:
· Lingkungan internal
· Lingkungan eksternal
Lingkungan internal, seperti:
1. Human resources (SDM) = skill. Kemajuan organisasi ditentukan oleh SDM. Dimana ancaman atau pengaruh eksternal akan mempengaruhi kemajuan dan kehancuran organisasi, tergantung SDM di dalam organisasi itu.
2. Financial (uang) Yaitu sumber pembiayaan dari organisasi. Contohnya: PSIKM dari pemerintah dan uang kuliah.
3. Management (manajemen) Yaitu pengaturan dari organisasi tersebut. Contohnya: struktur kepengurusan, job description, pembagian tugas, visi-misi, perencanaan.
4. Market (pasar) Yaitu peluang dimana tenaga bisa dipakai. Contohnya: PSIKM di NGO bidang kesehatan, perusahaan-perusahaan industry.
5. Infrastruktur, contohnya: bangunan-bangunan, masjid, fasilitas perkuliahan, asrama.
6. Information system (sistem informasi) Yaitu informasi yang tersedia.
7. Research and development (Litbang). Penting disebabkan karena litbang bisa menggali informasi- informasi terbaru dalam rangka pengembangan dan perubahan organisasi.
8. Manufacturing Yaitu bagaimana proses pembuatan produk bisa dilaksanakan. Lingkungan internal bisa dinilai untuk kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi.
Lingkungan eksternal pada dasarnya ada dua:
1. Lingkungan makro atau jauh berasal dari luar dan sifatnya tidak langsung.
· supler (pemasok atau penyedia berbagai kebutuhan) contohnya: PLN, telepon.
· Costumer (pemakaiatau pengguna) yaitu semua orang menggunakan produk dalam organisasi.
· Competitor (pesaing), pesaing ada karena banyak pilihan. Akibatnya setiap organisasi memberikan pelayanan prima kepada pelanggannya.
· Subtitute (pengganti)
2. Lingkungan mikro atau dekat berasal dari luar yang sifatnya langsung.