SISTEM PERSEDIAAN PERPETUAL
Perusahaan yang menjual barang-barang dagangan dengan harga mahal biasanya menggunakn sistem persediaan perpetual.
Untuk lebih mengetahui cara pemakaian sistem persediaan perpetual
dan sekaligus membedakannya dengan sistem persediaan periodik kita lihat contoh dibawah ini.
MIsalnya : PT.MELATI selama bulan Juni 2005 mempunyai data-
data transaksi pembelian dan penjualan komputer sbb:
1 Juni : Persediaan awal ( 5 Unit ) …………. RP 15.000,-
1 s/d 30 : Pembelian secara kredit
(12 unit @ Rp 3.000) ……………… Rp 36.000,-
1 s/d 30 : Penjualan secara kredit
(6 unit @ Rp 5.000) ……………….. Rp 30.000,-
Harga pokok penjualan
(6 unit @ Rp 3.000) ……………….. Rp 18.000,-
30 Juni : Persediaan akhir
(11 unit @ Rp 3.000) ……………… Rp 33.000,-
Perbedaan Penjurnalan dalam mencatat transaksi di atas pada metode perpetual dan pada sistem periodik sbb :
Sistem Perpetual Sitem periodik
Persediaan Awal
Rek.persediaan menunjuk- Rek.persd.menunjukkan
kan Rp 15.000,- Rp. 15.000,-
Mencatat pembelian
Persediaan Rp 36.000 Pemb. Rp 36.000
Utg.Dagang Rp36.000 Utg.Dag. Rp 36.000
Mencatat Penjualan
Piutang dag.Rp30.000 Piut.Dag.Rp30.000
Penjualan Rp30.000 Penjualan Rp 30.000
H.P.P Rp 18.000 _
Persediaan Rp18.000
Pada akhir periode
Tidak diperlukan jurnal HPP Rp15.000
Persediaan akhir Rp 33.000 Persd. Rp15.000
(15.000 + 36.000 – 18.000)
HPP Rp36.000
Pembelian Rp 36.000
Persd. Rp33.000
HPP Rp33.000
Perusahaan yang menggunakan sistem perpetual,rekeningkontrol persediaan dibuku besar biasanya dilengkapi dengan buku pembantu persediaan dan dicatat setiap hari
Misalkan: PT.Melati dalam contoh diatas selama bulan juni 2005 mem
beli komputer sbb :
5 Juni 2005 : Membeli komputer 10 unit
20 Juni 2005 : Membeli komputer 2 unit
12 Juni 2005 : Penjualan komputer 3 unit
23 Juni 2005 : penjualan komputer 3 unit
Nama barang ; Komputer Jlh. Unit maksimum :
Type : Jlh. Unit minimum :
PEMBELIAN PENJUALAN TOTAL SALDO
TGL. UNIT H.P TOTAL UNIT H.P TOTAL UNIT H.P TOTAL
1/6 5 3.000 15.000
5/6 10 3.000 30.000 15 3.000 45.000
12/6 3 3.000 9.000 12 3.000 36.000
20/6 2 3.000 6.000 14 3.000 42.000
23/6 3 3.000 9.000 11 3.000 33.000
Penetapan Harga Perolehan Pada Sistem Perpetual
Metode penentuan harga perolehan pada sistem periodik yang sudah dijelaskan diatas, berlaku pula untuk metode perpetual.
Hanya saja pada metode perpetual sebagaimana yang terlihat dalam ayat jurnal penyesuaian tersebut, dimana penentuan harga pokok penjualan (HPP) dilakukan pada saat penjualan terjadi, sehingga harga perolehan persediaan dapat diketahui pada saat itu juga.
FIFO: Barang yang dibeli lebih awal dianggap akan dijual lebih awal
pula. Oleh karena itu, harga perolehan barang yang dibeli lebih
awal akan dibebankan lebih dahulu sebagai HPP.
Contoh : Untuk Sistem perpetual FIFO dan LIFO
PT.BARUGA memiliki data bulan Maret 2005 mengenai barang dagangan berupa mesin cuci merek Toshiba sbb:
TGL PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
2/3 4.000 @ Rp 10 4.000
12/3 12.000 @ Rp 11 16.000
25/3 8.000 unit 8.000
29/3 4.000 @ Rp 11,50
Perpetual FIFO
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl Unit H.P Total Unit H.P Total Unit H.P Total
2/3 4.000 10 40.000 - - - 4.000 Rp10 Rp 40.000
12/3 12.000 11 132.000 - - - 4.000 Rp10
12.000 Rp11 Rp172.000
25/3 - - - 4.000 10
4.000 11 84.000 8.000 Rp11 Rp 88.000
29/3 4.000 11,5 46.000 8.000 Rp11
4.000 11,5 Rp134.000
Jadi persediaan akhir adalah : Rp 134.000 dan
H.P.P = Rp 84.000 {(4.000 x Rp 10) + (4.000 x Rp 11)
LIFO :Barang yang dibeli lebih akhir akan dijual lebih dahulu.
Oleh karena itu, harga perolehan persediaan akhir akan terdiri
Dari harga perolehan barang-barang yang dibeli lebih awal.
Perpetual LIFO
Pembelian Penjualan Saldo
Tgl Unit H.P Total Unit H.P Total Unit H.P Total
2/3 4.000 10 40.000 - - - 4.000 Rp10 Rp 40.000
12/3 12.000 11 132.000 - - - 4.000 Rp10
12.000 Rp11 Rp172.000
25/3 - - - 8.000 11 88.000 4.000 Rp10
4.000 Rp11 Rp 84.000
29/3 4.000 11,50 46.000 - - - 4.000 Rp10
- - - 4.000 Rp11 Rp130.000
- - - 4.000 Rp11.5
Jadi persediaan akhir adalah = Rp 130.000,-
Harga Pokok penjualan = Rp 88.000 ( Rp 8.000 x Rp 11)
Apabila digunakan metode : LIFO PERIODIK maka,
Persediaan awal = 0 unit
Pembelian selama bulan maret = 20.000 unit
Tersedia dijual = 20.000 unit
Penjualan selama bulan maret = 8.000 unit
Persediaan akhir = 12.000 unit
==========
Dari pembelian 2/3 : 4.000 unit x Rp 10 = Rp 40.000
Dari pembelian 12/3 : 8,000 unit x Rp 11 = Rp 88.000
12.000 unit = Rp128.000
Dengan demikian antara LIFO perpetual dengan LIFO periodik terdapat perbedaan sebesar = Rp 130.000 – Rp 128.000 = Rp 2.000,-