Wednesday, May 30, 2012

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS part 4 of 4

F. Hipotesis
              Hipotesis adalah asumsi/perkiraan/dugaan sementara mengenai suatu hal atau permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan data/ fakta atau informasi yg diperoleh dari hasil penelitian yang valid dan reliabel dgn menggunakan cara yang sudah ditentukan
              Tiap pernyataan tentang sesuatu hal yg bersifat tentatif (sementara) yg belum dibuktikan kebenarannya secara empiris. Dengan kata lain hipotesis merupakan dugaan /terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya

1.   Fungsi Hipotesis
Teori diciptakan u/ memahami dunia sekitar, namun teori jarang sekali secara langsung di uji kebenarannya dan yang diuji a/ hipotesis yang diturunkan dari teori. Dengan demikian fungsi hipotesis yang utama a/ membuka kemungkin-an untuk menguji kebenaran teori. Dengan kata lain hipotesis berfungsi:
              Menguji kebenaran suatu teori
              Memberi untuk mengembangkan suatu teori
              Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari

2.    Cara Merumuskan Hipotesis
Merumuskan suatu hipotesis baik dan relevan bukan sesuatu yang mudah, sekalipun sudah ada kerangka teori yang jelas. Karena itu, hipotesis yang dirumuskan harus memenuhi syarat antara lain:
              Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu
              Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris & tdk boleh mengandung unsur-unsur moral, sikap atau nilai-nilai
              Hipotesis harus bersifat spesipik
              Sedapat mungkin hipotesis harus dikaitkan dengan teknik penelitian yang ada untun mengetesnya. 

3.     Jenis-jenis Hipotesis
    Menurut Abstraksinya
              Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris
Contoh: orang sul-sel adalah pelaut ulung
              Hipotesis yg berkenaan dengan model ideal.
Contoh: Tife introvert dan ekstrovert sangat membantu memahami manusia dlm hubungannya dgn dunia luar
              Hipotesis yg mencari hubungan antara sejumlah variabel. Contoh: X à Y
    Menurut Bentuknya
a.       Hipotesis nol – hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara satu variebl dgn variabel lainnya (H0). Hipotesis ini banyak digunakan o/ peneliti ilmu2 sosial
b.       Hipotesis kerja/alternatif – hipotesis yg menyata-kan adanya hubungan antar variabel (H1 or Ha). or biasa juga disebut hipotesis yang dianggap benar, tetapi ke-benarannya masih harus dibuktikan.
c.     Hipotesis statistik – hipotesis yang menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia or benda) dlm bentuk kuantitatif. Misal: kita duga pendapatan buruh pria Xp di sebuah perusahaan lebih banyak daripada buruh wanita Xw, maka perbedaan pen-dapatan rata-rata Xp - Xw
Kita dpt mengajukan hipotesis bahwa pendapatan rata2 antara buruh pria & wanita berbeda sebagai  H: Xp ≠ Xw, Bila menggunakan hipotesis nol maka H0: Xp - Xw
Bila kita mengajukan hipotesis bahwa pendapatan buruh pria > dari pendapatan buruh wanita, maka dapat dilambangkan sbb H: Xp > Xw dan hipotesis nolnya adalah H0: Xp ≤ Xw. Simbol ≤ berarti sama dengan atau kurang daripada.

Hipotesis statistik juga digunakan untuk menyata-kan adanya hubungan antara variabel atau lebih dari dua variabel. Misal. Jumlah kendaraan (X) dengan tingkat kecelakaan (Y) àJika Y↑ akibat X↑ = ada korelasi (r) +. X dengan ketenteraman hidup (Z). Jika Z↓ akibat X↑, maka korelasinya negatif.
Hipotesis statistik juga digunakan u/ menyatakan adanya hubungan antara variabel or lebih dr dua variabel. Misal-nya. Jlh kendaraan (X) dengan tingkat kecelakaan (Y) àJika Y↑ akibat X↑ = ada korelasi (r) positif.  Bila X = Jlh kendaraan dan  Z = ketenteraman hidup, maka jika Z↓ akibat X↑, maka korelasinya negatif.
 
Tingkat korelasi dinyatakan dengan suatu angka (koefisien) yang berkisar antara – 1,00 sampai + 1,00
Hubungan antara dua variabel dilambangkan sebagai H0 : rxy = 0 yang artinya hipotesis menyatakan tidak korelasi antara variabel X dan Y.
Setiap korelasi yang berbeda dengan 0 jadi H : rxy ≠ 0 yg menunjukkan adanya korelasi yang dapat dihitung besarnya yang dapat bersifat (–) or (+).

4.  Pengujian Hipotesis
Hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, namun hal itu tdk mudah krn peneliti harus mendapatkan izin. Selain itu, kesediaan responden memberi jawaban yang benar dan jujur. Peneliti juga harus jujur dan tidak memanipulasi data serta hrs menjunjung tinggi moral penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran sampel. Misal. Peneliti ingin mengetahui sebab2 DO anak sekolah di suatu daerah. Berdasarkan hal tsb, kesimpulan yg ditarik berdasarkan: perhitungan, probabilitas (kemungkinan) adalah bahwa sebab utama DO a/ kemiskinan dan hal itu berlaku bagi keseluruhan populasi. Namun perlu dipahami bahwa tdk ada kepastian akan demikian halnya, tetap ada kemungkin-an terdapat perbedaan atau kesalahan walaupun kecil.

      Kesalahan dalam penelitian tdk dapat ditiadakan sama sekali, tetapi dapat diperkecil sesuai dengan ketentuan atau tingkat kepercayaan (tingkat signifikansi) yang diinginkan seperti: 0,10; 0,05;  0,01.
Contoh: Misalkan kita ajukan hipotesis bahwa antara variabel X & Y terdapat korelasi (r) positif, jadi rxy > 0 atau dilambangkan sebagai H : rxy > 0. Dengan demikian hipotesis nol dilambangkan sebagai H0 : rxy ≤ 0, yang artinya korelasi antara X dan Y = 0 atau kurang dari 0. Bila tingkat signifi-kansi yang diinginkan 0,01 maka ditulis α = 0,01 

Dalam menafsirkan hasil-hasil pengujian hipotesis terdapat tiga kemungkinan, yaitu:
1.    Semua hipotesis diterima dan didukung oleh hasil tes
2.   Semua hipotesis ditolak karena tidak didukung oleh tes
3.   Sebagian dari hipotesis didukung & sebagian ditolah setelah dites
a.   Hasil 1- menimbulkan kesimpulan bahwa teori yang mendasari hipotesis itu benar
b.   Hasil 2- akan memberi kesimpulan bahwa teori yg digunakan untuk merumuskan hipotesis tidak benar
c.   Hasil 3- akan menimbulkan kesulitan dalam meng-ambil kesimpulan dan memang sangat kompleks untuk mengambil suatu kesimpulan

Untuk memantapkan kesimpulan yg kita aambil perlu ditinjau secara kritis hal-hal yang berkenaan dengan:
1.  Teori yg digunakan -- Teori harus diselidiki kekukuhan dan kelengkapan bahwa teori itu memuat segala faktor yang relevan, benar, rapi dan logis tersusun. Selain itu teori itu hendaknya menunjukkan dengan jelas gejala apa yang diakibatkan oleh faktor atau kondisi tertentu.
2.    Sampling yang dijalankan – sampel harus betul-betul me-wakili populasi. Artinya sampel harus mampu & kompeten untuk memberikan keterangan yg dibutuhkan dan dapat dipercaya.
3.   Cara-cara pengukuran yang dilakukan – valid dan reliabel. Mengukur berat suatu benda mudah karena harus dengan timbangan, tetapi mengukur persepsi bukan dgn timbangan.           
4. Metode pengumpulan data yang digunakan:
a.   Kuesioner (angket) – perumusan pertanyaan harus teliti agar tidak menimbulkan menafsiran ganda dan bahkan salah
b.  Wawancara – perlu hati-hati karena ada kecenderungan orang yag diwawancara biasanya memberi jawaban yang hanya menyenangka sipewawancara – kurang reliabili-tasnya
c.   Pengamatan (observasi) – seringkali pengamat dipenga-ruhi oleh apa yang ingin dilihatnya sehinggan menjadi bias dan subyektif.
5.   \ Alat analisis yang digunakan (perhitungan statistik) – perlu diperhatikan metode yg paling sesuai serta taraf signifikansi yg akan digunakan.
6.     Keterlibatan partisipan (imbalan, merasa ikut bertanggung-jawab, dipaksa dan acuh tak acuh

Search This Blog